Kamis, 22 Oktober 2015

tuhan selslu dekat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia adalah seorang makhluk yang tidak lepas dari salah dan lupa.Ini merupakan suatu kewajaran atau sunnatullah bagi manusia.Terkadang kita merasa telah melakukan suatu kebajikan, namun ternyata itu adalah keburukan yang tidak kita sadari.Terkadang juga kita telah mengetahui tentang status hukum suatu perbuatan, namun kita lalai terhadapnya, terutama yang berkaitan dengan hal keduniaan. Karena, bagaimanapun juga keni’matan dunia iniadalah bagian dari kebutuhan kita, akan tetapi kalau keni’matan tersebut disalahgunakan, maka akan menyebabkan kita lalai dalam menempuh tugas dan kebutuhan utama kita, yaitu bekal menuju akhirat. Oleh karena itu, kita membutuhkan orang lain untuk mengingatkan kita kembali ketika kita lupa atau terjerumus dalam jurang kehancuran, bahkan sebelum kita terjerumus ke dalamnya. Mengenai hal ini, Allah SWT telah memberikan kita tanggung jawab dan kewajiban melalui ayat-ayat sucinya untuk saling memperingati menuju kebaikan yang lazimnya disebut dengan “Dakwah”. Dakwah merupakan kewajiban setiap muslim. Dalam agama lain juga ada istilahnya saling menasihati. Dakwah bukan identik dengan ceramah, bisa melalui perbuatan atau tingkah laku, media teknologi, kesenian, dll. Dakwah juga memiliki aturan-aturan tertentu supaya lebih aman dan tidak mengganggu ketentraman. Hal ini sudah diatur di dalam Al-Qur’an sehingga proses dakwah ini menjadi lebih efektif. Mulai dari proses yang terkecil atau halus sampai proses yang keras atau sulit untuk diatasi. B. Rumusan masalah 1) Bagaimana langkah berdakwah ?. 2) Bagaimana memahami kemasyarakatan?. 3) Apa ayat- ayat yang berkaitan dengan dakwah?. C. Tujuan 1) Mengetahui strategi dakwah. 2) Memahami kemasyarakatan. 3) Memahami ayat-ayat yang berkaitan dengan dakwah. BAB II PEMBAHASAN A. Tuhan Selalu Dekat Surah Al Baqarah ayat 186 وإذا سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداع إذا دعان فليستجيبوا لي وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. Ketika segolongan orang bertanya kepada nabi tentang Tuhannya. Apakah Dia dekat, maka kami akan bermunajat kepada-Nya, ataukah jauh, maka kami akan menyeru-Nya. Lalu turunlah ayat berikut, وإذا سألك عبادي(Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu) ,untuk memanjatkan do’a mereka kepada-Kuعني(tentang- Ku), jika mereka berdo’a memohon kepada-Ku. Apakah Aku dekat atau jauh, maka katakanlah kepada mereka, Tuhanmu telah berfirman kepadamu, فإني قريب(sesungguhnya Aku dekat), yakni lebih dekat kepada mereka daripada urat leher mereka sendiri, أجيب دعوة الداع(Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a) kepada-Ku, إذا دعان(apabila ia memohon kepada-Ku),dan berdo’a kepada-Ku,فليستجيبوا لي(hendaklah mereka memenuhi segala perintah-Ku) yakni apa yang Aku serukan kepada mereka untuk melakukannya, seperti beriman dan taat kepada-Ku, Dan hendaklah mereka makan dan minum dari yang halal. Karena sesungguhnya pengabulan do’a mereka di sisi-Ku berkaitan dengan hal itu. Hadits mengenai hal ini telah disebutkan oleh kakek penulis yang bernama Sayyid Abdullah Al Mirghani di dalam Hasyiyah kitab Al Mu’jamah dan di dalam kitab Shahih Muslim diakhir haditsnya disebutkan sebuah hadits secara marfu’.Kemudian disebutkan dalam hadits tersebut ada seorang lelaki yang melakukan perjalanannya dalam waktu yang lama yakni dalam rangka menuntut ilmu agama, sampai rambutnya kusut dan pakaiannya penuh dengan debu. Ia mengadahkan kedua tangannya ke langit seraya memohon “ Ya Tuhanku, Ya Tuhanku”, sedang makanan dan minumannya dari yang haram dan disuapi dengan makanan dari hasil yang haram, maka mana mungkin do’anya dapat dikabulkan bila keadaannya demikian. وليؤمنوا بي(Dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku), yakni tetap beriman kepada-Ku dan mengamalkan hal-hal yang akan semakin menambah keimanan mereka,لعلهم يرشدون(Agar mereka selalu berada di dalam kebenaran) dan mendapat petunjuk ke jalan kebaikan. Menurut qira’at yang lain ada yang membacanya yarsyidun, dengan harakat kasrhah pada huruf syin, ada juga yang membacanya fathah hingga menjadi yursyadun. Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah ayat 186: Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan Ibnu Mardawaih serta Abu Syaikh dan yang lainnya telah mengetengahkan melalui berbagai jalur dari as Silt ibn hakim ibnu Muawiyah ibn jayyidah dari ayahnya dari kakeknya yang telah mengatakan bahwa telah datang seorang badui kepada Nabi, kemudian bertanya : “Apakah Tuhan kita dekat hingga kita dapat bermunajat (berbisik) kepada-Nya, ataukah Dia jauh hingga kita harus menyeru-Nya ?. Nabi diam, tidak menjawabnya , maka Allah menurunkan firman-Nya: وإذا سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداع إذا دعان فليستجيبوا لي وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون Abdur Razzak telah mengetengahkan melalui Al Hasan yang telah mengatakan bahwa para sahabat telah bertanya kepada nabi: “Dimanakah Tuhan kita?”, maka Allah menurunkan firman-Nya: وإذا سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداع إذا دعان فليستجيبوا لي وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون Hadits ini berpredikat mursal namun mempunyai jalur-jalur periwayatan yang lain. Ibnu Asakir telah mengetengahkan melalui Ali r.a, telah mengatakan bahwa rasul bersabda “Janganlan kamu merasa enggan untuk berdo’a kepada Allah karena sesungguhnya Allah telah menurunkan firman-Nya kepadaku: وإذا سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداع إذا دعان فليستجيبوا لي وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون Kemudian ada seorang lelaki bertanya “Wahai Rasulullah, apakah Tuhan kita mendengar do’a, ataukah tidak?. Maka Allah menurunkan firman-Nya: وإذا سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداع إذا دعان فليستجيبوا لي وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون Ibnu jarir telah mengetengahkan melalui ‘atha’ ibnu abu rabbah, bahwa pernah sampai kepada-Nya suatu hadits yang mengatakan bahwa ketika firman-Nya: وإذا سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداع إذا دعان فليستجيبوا لي وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون Lalu ada yang betanya “kami tidak mengetahui kapankah kami harus berdo’a?”. Kesimpulan Ayat 1) Tuhan selalu dekat dengan kita. 2) Hendaklah berdo’a dalam setiap keadaan. 3) Ta’ati perintah dan jauhi larangan-Nya agar do’a cepat terijabah. 4) Tuhan Maha segala-galanya. 5) Tetapkan Iman agar senantiasa tetap dalam kebenaran. B. Dasar Hukum Dakwah Surah Al Imran ayat 110 كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله ولو آمن أهل الكتاب لكان خيرا لهم منهم المؤمنون وأكثرهم الفاسقون “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. Tafsir ayat كنتم خير أمة(kamu adalah umat yang terbaik) hai umat Muhammadأخرجت (yang dilahirkan) yang dimunculkan للناس (untuk manusia), diantara ciri khasmu adalah bahwakamuتأمرون بالمعروف (menyuruh kepada yang ma’ruf) yang diridhai oleh Allah,وتنهون عن المنكر(dan mencegah dari yang mungkar) yang ditolak oleh Allahوتؤمنون بالله (dan beriman kepada Allah), tunduk patuh kepada-Nya dengan mengesakan-Nya dan tidak mensekutukan-Nya sebagaimana umat-umat sebelum kamu-telah mempersekutukan-Nya, ولوآمن أهل الكتاب(sekiranya ahli kitab beriman) kepada Allah dan kepada Nabi serta kepada Al-Qur’an, لكان خيرا لهم(tentulah itu lebih baik bagi mereka), karena hal itu akan membawa mereka untuk dapat memasuki syurga di hari akhirat nanti, dan di dunia, harta benda, wanita, dan anak-anak serta diri mereka terpelihara , منهم المؤمنون(diantara mereka ada yang beriman) yakni orang-orang yang beruntung mendapatkan hal tersebut, وأكثرهم الفاسقون(dan sebagian besar diantara mereka adalah orang-orang yang fasiq) yakni orang-orang yang melanggar hukum Allah, akhirnya mereka akan mendapat azabnya, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Kesimpulan Ayat 1) umat Muhammad SAW adalah umat terbaik diantara umat-umat nabi lainnya, karena beliau adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke bumi. 2) Ciri khas umat Nabi Muhammad SAW adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. 3) Sebagian dari ahli kitab (yahudi dan nasrani), ada yang beriman, namun sebagian besar dari mereka adalah fasiq. 4) Orang yang fasiq adalah orang yang melanggar hukum Allah SWT, dan akhirnya akan mendapatkan azab, baik di dunia maupun di akhirat nanti. 5) Hendaklah kita tetap menjaga dan meningkatkan iman kita, seiring zaman telah berubah. Surah Al Ahzab ayat 45-46 يا أيها النبي إنا أرسلناك شاهدا ومبشرا ونذيرا( ) وداعيا إلى الله بإذنه وسراجا منيرا “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan (45),dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi”.(46) Tafsir ayat Ayat 45 يا أيها النبي إنا أرسلناك شاهدا ومبشرا ونذيرا(Wahai nabi! Sungguh kami mengutusmu untuk menjadi saksi), atas orang-orang yang engkau diutus kepada mereka, (dan pembawa kabar gembira), dengan syurga bagi orang-orang yang membenarkan mu,(dan pemberi peringatan), dengan neraka terhadap orang-orang yang mendustakanmu. Ayat 46 وداعيا إلى الله بإذنه وسراجا منيرا(dan untuk menjadi penyeru, agama Allah), yakni mengesakan-Nya, بإذنه(dengan izin-Nya), perintah-Nya. وسراجا(Dan untuk menjadi pelita) gelapnya kejahilan dan kebodohan. Kesimpulan Ayat 1) Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang membawa cahaya dan menjadi penerang bagi umat manusia. 2) Nabi Muhammad SAW diutus untuk membawa ajaran Tuhan dam sebagai Peringatan bagi umat manusia. 3) Beliau juga yang akan memberi Syafa’at kelak di akhirat bagi yang mendapatkan syafa’at. 4) Hendaklah kita mengukuti dan melaksanakan ajaran Muhammad SAW. 5) Belajarlah untuk mengeluarkan diri dari kebodohan. C. Kewajiban dakwah Surat Al Imran ayat 104 وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang mengajak kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan merekalah oramg-oramg yang beruntung” Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada orang yang beriman untuk menempuh jalan yang berbeda, yaitu menempuh jalan yang luas dan lurus serta serta mengajak orang lain ke jalan kebajikan dan ma’ruf Kata minkum ( مِنْكُمْ)pada ayat di atas, diartikan oleh sebagian ulama’ dalam arti (sebagian) dengan demikian perintah berdakwah yang dipesankan oleh ayat ini tidak tertuju kepada setiap orang. Ada juga yang menfungsikan kata (مِنْكُمْ ) dalam arti (penjelasan), sehingga ayat ini merupakan perintah kepada setiap muslim untuk berdakwah (tafsir nurul qur’an /allamah kamal fakih imani). • Di dalam suatu komunitas islam , wajib terdapat suatu kelompok yang bertugas mengawasi dan mengontrol, yang dibenarkan oleh sistem islam untuk mengatur dan mengontrol semua situasi, sikap dan gerakan . Hendaklah ada suatu jama’ah dari kamu yang menjadi ikutan umum yang menyeru manusia kepada kebajikan (yang mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat), yang menyuruh berbuat ma’ruf (baik wajib maupun sunnah) dan mencegah kepada kemunkaran (baik yang haram maupun makruh), dan jama’ah itulah yang termasuk orang-orang yang mendapat kemenangan . Imam Ali berkata : “jangan pernah menyerah dalam menganjurkan kebenaran dan melarang keburukan, karena dikhawatirkan orang yang berkelakuan buruk memperoleh kedudukan yang lebih baik daripada dirimu”. Tafsir Ibnu Katsir Allah Swt. berfirman bahwasanya hendaklah ada dari kalian sejumlah orang yang bertugas untuk menegakkan perintah Allah, yaitu dengan menyeru orang-orang untuk berbuat kebajikan dan melarang perbuatan yang mungkar, mereka adalah golongan yang beruntung. Adh Dhahhak mengatakan, mereka adalah para shahabat yang terpilih, para mujahidin yang terpilih, dan para ulama.Abu Ja’far Al-Baqir meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw.membacakan firman-Nya : وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ “Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan” Kemudian beliau Saw. bersabda : “Yang dimaksud dengan kebajikan ini ialah mengikuti Al-Qur’an dan sunnahku.”Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih. Makna yang dimaksud dari ayat ini ialah hendaklah ada segolongan orang dari kalangan umat ini yang bertugas untuk mengemban urusan tersebut, sekalipun urusan tersebut memang diwajibkan pula atas setiap individu dari umat ini. Sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Shahih Muslim dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah. Disebutkan bahwa Rasulullah Saw.pernah bersabda : “Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya. Dan jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Dan jika masih tidak mampu juga, maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” Di dalam riwayat lain disebutkan : “Dan tiadalah dibelakang itu (selain dari itu) iman barang seberat biji sawi pun.” Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman Al-Hasyimi, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ja’far, telah menceritakan kepadaku Amr ibnu Amu Amr, dari jarullah ibnu Abdur Rahman Al-Asyhal, dari Hudzhaifah ibnu Yaman, bahwa Nabi SAW bersabda: “Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, kalian benar-benar harus memerintahkan kepada kebajikan dan melarang perbuatan mungkar, atau hampir-hampir Allah akan mengirimkan kepada kalian siksa dari sisi-Nya, kemudian kalian benar-benar berdoa (meminta pertolongan kepada-Nya), tetapi doa kalian tidak diperkenankan.” Imam Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah meriwayatkan melalui hadits Amr ibnu Abu Amr dengan lafaz yang sama. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan. Kesimpulan Ayat 1) Saling nasihat menasihati dalam berbakti kepada Alah SWT. 2) Menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. 3) Jangan mudah putus asa dalam berdakwah. 4) Beruntunglah bagi orang yang tidak mengabaikan perintah itu. 5) Manusia tempat slah dan lupa. D. Kewajiban Dakwah Surah At Taubah ayat 122 وما كان المؤمنون لينفروا كآفة فلولا نفر من كل فرقة منهم طآئفة ليتفقهوا في الدين ولينذروا قومهم إذا رجعوا إليهم لعلهم يحذرون “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. Penjelasan 1. Menurut Tafsir Al Maraghi Tidaklah patut bagi orang-rang Mu’min, dan juga tidak dituntut supaya mereka seluruhnya berangkat menyertai setiap utusan perang yang keluar menuju medan perjuangan. Karena perang itu sebenarnnya fardhu kifayah, yang apabila telah dilaksanakan oleh sebagian maka gugurlah yang lain, bukan fardhu ‘ain, yang wajib dilakukan setiap orang. Perang barulah menjadi wajib, apabila Rasul sendiri keluar dan mengarahkan kaum Mu’min menuju medan perang. Mengapa tidak segolongan saja, atau sekelompok kecil saja yang berangkat ke medan tempur dari tiap-tiap golongan besar kaum Mu’min, seperti penduduk suatu negeri atau suatu suku, dengan maksud supaya orang-orang Mu’min seluruhnya dapat mendalami agama mereka. Yaitu, dengan cara orang tidak berangkat dan tinggal di kota (Madinah), berusaha keras untuk memahami agama, yang wahyu-Nya turun kepada Rasulullah saw hari demi hari, berupa ayat-ayat, maupun yang berupa hadits-hadits dari beliau saw. yang menerangkan ayat-ayat tersebut, baik dengan perkataan atau perbuatan. Dengan demikian, maka diketahuilah hukum beserta hikmatnya, dan menjadi jelas hal yang masih mujmal dengan adanya perbuatan Nabi tersebut. Disamping itu orang yang mendalami agama memberi peringatan kepada kaumnya yang pergi perang manghadapi musuh, apabila mereka telah kembali ke dalam kota. Artinya, agar tujuan utama dari orang-orang yang mendalami agama karena ingin membimbing kaumnya, mengajari mereka dan memberi peringatan kepada mereka tentang akibat kebodohan dan tidak mengamalkan apa yang mereka ketahui, dengan harapan supaya mereka takut kepada Allah dan berhati-hati terhadap akibat kemaksiatan, disamping agar seluruh kaum Mu’minin mengetahui agama mereka, mampu menyebarkan dakwahnya dan membelanya, serta menerangkan rahasia-rahasianya kepada seluruh umat manusia. Jadi, bukan bertujuan supaya memperoleh kepemimpinan dan kedudukan yang tinggi serta mengunggguli kebanyakan orang-orang lain, atau bertujuan memperoleh harta dan meniru orang zhalim dan para penindas dalam berpakaian, berkendara maupun dalam persaingan di antara sesama mereka. Ayat tersebut merupakan isyarat tentang wajibnya pendalaman agama dan bersedia mengajarkannya di tempat-tempat pemukiman serta memahamkan orang-orang lain kepada agama, sebanyak yang dapat memperbaiki keadaan mereka. Sehingga, mereka tak bodoh lagi tentang hukum-hukum agama secara umum yang wajib diketahui oleh setiap Mu’min. Orang-orang yang beruntung, dirinya memperoleh kesempatan untuk mendalami agama dengan maksud seperti ini. Mereka mendapat kedudukan yang tinggi di sisi Allah, dan tidak kalah tingginya dari kalangan pejuang yang mengorbankan harta dan jiwa dalam meninggikan kalimat Allah, membela agama dan ajaran-Nya. Bahkan, mereka boleh jadi lebih utama dari para pejuang selain situasi ketika mempertahankan agama menjadi wajib ‘ain bagi setiap orang. 2. Menurut Tafsir Al Mishbah Ayat ini menuntun kaum muslimin untuk membagi tugas dengan menegaskan bahwa Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin yang selama ini dianjurkan agar bergegas menuju medan perang pergi semua ke medan perang sehingga tidak tersisa lagi yang melaksanakan tugas-tugas yang lain. Jika memang tidak ada panggilan yang bersifat mobolisasi umum maka mengapa tidak pergi dari setiap golongan, yakni kelompok besar dia natara mereka beberapa orang dari golongan itu untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan tentang agama sehingga mereka dapat memperoleh manfaat untuk diri mereka dan untuk orang lain dan juga untuk memberi peringatan kepada kaum mereka yang menjadi anggota pasukan yang ditugaskan Rasul saw itu apabila nanti setelah selesainya tugas, mereka, yakni anggota pasukan itu telah kembali kepada mereka yang memperdalam pengetahuan itu, supaya mereka yang jauh dari Rasul saw karena tugasnya dapat berhati-hati dan menjaga diri mereka. Tujuan utama ayat ini adalah menggambarkan bagaimana seharusnya tugas-tugas dibagi sehingga tidak semua mengerjakan satu jenis pekerjaan saja. Ayat ini menggarisbawahi pentingnya memperdalam ilmu dan menyebarluaskan informasi yang benar. Ia tidak kurang penting dari upaya mempertahankan wilayah. Bahkan, pertahanan wilayah erat dengan kemampuan informasi serta kehandalan ilmu pengetahuan atau sumber daya manusia. Yang dimaksud dengan orang yang memperdalam pengetahuan demikian juga yang memberi peringatan adalah mereka yang tinggal bersama Rasul saw. Dan tidak mendapat tugas sebagai anggota pasukan, sedang mereka yang diberi peringatan adalah anggota pasukan yang keluar melaksanakan tugas yang dibebankan Rasul saw. Ini adalah pendapat mayoritas ulama. 3. Menurut Tafsir Al Azhar Tuhan telah menganjurkan pembagian tugas. Seluruh orang yang beriman diwajibkan berjihad dan diwajibkan pergi berperang menurut kesanggupan masing-masing, baik secara ringan ataupun secara berat. Maka dengan ayat ini, Tuhan pun menuntun hendaklah jihad itu dibagi kepada jihad bersenjata dan jihad memperdalam ilmu pengetahuan dan pengertian tentang agama. Jika yang pergi ke medan perang itu bertarung nyawa dengan musuh, maka yang tinggal di garis belakang memperdalam pengertian (Fiqh) tentang agama, sebab tidaklah kurang penting jihad yang mereka hadapi. Ilmu agama wajib diperdalam. Dan tidak semua orang akan sanggup mempelajari seluruh agama itu secara ilmiah. Suatu hal yang terkandung dalam ayat ini yang mesti kita perhatikan, yaitu alangkah baiknya keluar dari tiap-tiap golongan itu, di antara mereka ada satu kelompok, supaya mereka memperdalam pengertian tentang agama. Ayat ini adalah tuntunan yang jelas sekali tentang pembagian pekerjaan di dalam melaksanakan seruan perang. Alangkah baiknya keluar dari tiap-tiap golongan itu, yaitu golongan kaum beriman yang besar bilangannya, yang berintikan penduduk kota Madinah dan kampung-kampung sekelilingnya. Dari golongan yang besar itu adakan satu kelompok; cara sekarangnya suatu panitia, atau suatu komisi, atau satu dan khusu’, yang tidak terlepas dari ikatan golongan besar itu, dalam rangka berperang. Tugas mereka ialah memperdalam pengertian, penyelidikan dalam soal-soal keagamaan. Ayat di atas menjadi acuan kita yang berhubungan dengan kewajiban belajar dan mengajar.Terdapat beberapa sumber yang tentunya harus kita kaji lebih dalam lagi, karena dari sekian kitab-kitab tafsir yang sudah ada ternyata berbeda dalam penafsirannya. Firman Allah Ta’aala: وما كان المؤمنون لينفروا كآفة فلولا نفر من كل فرقة منهم طآئفة ليتفقهوا في الدين ولينذروا قومهم إذا رجعوا إليهم لعلهم يحذرون “ Dan tidaklah betul dan elok orang-orang yang beriman keluar semuanya pergi berperang, oleh itu hendaklah keluar sebagian saja dari tiap-tiap puak diantara mereka,supaya orang-orang (yang tinggal) itu mempelajari secara mendalam ilmu yang dituntut di dalam agama,dan supaya mereka dapat mengajar kaumnya yang keluar berjuang apabila orang-orang itu kembali kepada mereka,mudah-mudahan mereka dapat berjaga-jaga”. (dari melakukan larangan Allah.)( at-Taubah:122) Asbab An Nuzul Di riwayatkan oleh Ibn Abi Hatim yang bersumberkan daripada Ikrimah katanya,ketika turun ayat إلا تنفروا يعذبكم عذابا أليما Bermaksud: “Jika kamu tidak pergi beramai-ramai (untuk berperang pada jalan Allah - membela agamaNya), Allah akan menyiksa kamu dengan azab siksa yang tidak terperi sakitnya” (at-Taubah:39) beberapa orang penduduk kampung yang jauh dari Bandar tidak menyertai peperangan kerana mengajar kaumnya tentang ilmu. Lalu Orang-orang munafiq berkata: “Celakalah orang-orang di kampung itu kerana ada segelintir yang tidak turun ke medan perang”. Lalu turun ayat ini وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا كَافَّةً ……………. Dalam satu riwayat yang lain juga diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim daripada Abdullah bin Abidullah bin Amir berkata: “Orang-orang Islam diberi galakkan supaya berjihad, apabila Rasulullah s.a.w. menghantar bala tentera ke medan perang mereka akan keluar beramai-ramai. Pada masa yang sama mereka meninggalkan Nabi s.a.w. di Madinah dengan beberapa orang sahaja. Lalu ayat itu di turunkan. Hukum hukum dan pengajaran yang berkait dengan ayat di atas: 1. Keluar ke medan perang adalah fardhu kifayah.Ayat di atas menerangkan kepada kita, bahawa orang-orang mukmin itu tidaklah semuanya diperintahkan pergi berjihad,ini adalah kerana berperang itu hukum asalnya adalah fardu kifayah.Apabila sebahagian orang-orang mukmin telah mengerjakannya maka gugurlah kewajipan itu atas yang lain. Kecuali jika pihak pemerintah mengeluarkan arahan supaya pergi ke medan perang. Pada saat ini hukumnya adalah wajib.Seperti yang berlaku di dalam peperangan Tabuk.Rasulullah s.a.w memerintahkan semua penduduk Madinah pergi ke medan jihad dan dikecualikan kepada beberapa golongan antaranya orang tua ,orang uzur dan kanak-kanak. 2. Kewajiban menuntut ilmu. Allah Taala memerintahkan sebahagian masyarakat pergi berperang dan sebagian lagi mesti menuntut ilmu. Menuntut ilmu juga penting berbanding keluar ke medan jihad. Tidak seharusnya mementingkan kepada berjuang semata-mata dan meninggalkan tuntutan menuntut ilmu pengetahuan.Ini kerana golongan yang berilmu berkewajipan menyampaikan ilmu yang berkait dengan hukum hakam dan sebagainya kepada golongan yang keluar berjihad apabila mereka pulang. Sebagaimana yang berlaku pada zaman Rasulullah dalam sebuah peperangan yang tidak disertai oleh Baginda, seluruh sahabat semuanya turun ke medan perang sehinggakan meninggalkan Baginda dengan beberapa orang sahaja di kota Madinah. Lalu Allah Taala memberi arahan supaya tidak sepatutnya Rasulullah s.a.w ditinggalkan di madinah bersama dengan beberapa orang sahaja. 3. pengertianلِيَتَفَقَّهُوا (hendaklah kamu mendalami ilmu) di dalam ayat ini memberi makna mendalami dan mempelajari ilmu pengetahuan yang menyeru manusia kepada al-haq (kebenaran). Ilmu itu adalah untuk memberi peringatan dan membimbing para pejuang agama Allah kepada agama yang sebenar.Memberi amaran kepada mereka tentang bahaya sifat jahil dan hendaklah menjauhkan perkara-perkara maksiat kepada Allah Ta’aala. Kesimpulan Ayat 1) Wajib menuntut ilmu, terutama ilmu agama. 2) Saling memperingati antar sesame manusia. 3) Keluar ke medan perang adalah fardhu kifayah. 4) Ajarkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari. 5) Allah SWT menunjukkan jalan bagi orang-orang yang beriman. E. Seruan ke Syurga Surah Yunus ayat 25 والله يدعو إلى دار السلام ويهدي من يشاء إلى صراط مستقيم Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). Tafsir ayat Ayat ini dapat dihubungkan dengan penggalan terakhir ayat yang lalu, yakni “demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat kepada orang-orang yang berfikir”,dan ketauhilah bahwa setan-setan mengajak kamu menuju kebinasaan dengan memperdaya kamu melalui keindahan duniawi dan gemerlapnya. Dan Allah terus menerus mengajak setia orang ke Dar As Salam, yakni negri yang damai, yaitu syurga, “dan menunjuki orang-orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lebar lagi luas”, yakni ajaran islam. Menurut Al Biqa’I, setelah ayat-ayat yang lalu memperingatkan tentang aneka bahaya dan menjelaskan bahwa kehidupan yang dipilih oleh para pendurhaka adalah kehidupan di negri yang fana ini yang sebentar lagi akan binasa. Disini Allah SWT menjelaskan bahwa negri yang Allah ajak manusia menuju kepada-Nya adalah negri yang tanpa bahaya, Dar As Salam. Ketika berbicara tentang ayat ke-6 surah Al Fatihah yang berbunyiاهدنــــاالصراط المستقيم,penulis mengemukakan bahwa, kata hidayah biasa dirangkaikan dengan kataإلى(menuju/ kepada), itu mengandung makna bahwa, yang diberi petunjuk belum berada dalam jalan yang benar, sedang bila tidak menggunakan kata إلى , pada umumnya itu mengisyaratkan bahwa yang diberi petunjuk telah berada dalam jalan yang benar, kendati belum sampai pada tujuannya, dan karena itu, ia diberi petunjuk yang lebih jelas guna menjamin sampainya ke tujuan. Jika pendapat ini diterima, ayat di atas mengisyaratkan “pemohon” sebagai muslim telah berada jalan yang benar, tetapi ia diajarkan untuk memproleh petunjuk yang lebih mantap lagi. Memang Allah SWT menjanjikan bahwa: “Allah menambah petunjuk untuk orang-orang yang telah memperoleh petunjuk”. (QS. Maryam: 76). Ada juga yang berpendapat bahwa kata hidayahyang menggunakan kataإلى , hanya mengandung makna pemberitahuan. Tetapi bila tanpa إلى , ketika itu bersangkutan tidak hanya diberitahu tentang jalan yang seharusnya dia tempuh, tetapi mengantarkannya ke jalan tersebut. Ayat di atas tidak menggunakan kata إلى, jika demikian, berarti memberi petunjuk khusus/ mengantar masuk. Makna ini lebih diperkuat lagi dengan adanya pernyataan pada awal ayat ini bahwa, “Allah mengajak ke Dar As Salam”, yakni dengan jalan memberi tuntunan ke arah tersebut. Kesimpulan Ayat 1) Allah SWT Maha berkehendak. 2) Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki. 3) Allah SWT menyeru kepada kebaikan. 4) Allah SWT memberikan jalan untuk dipilih. 5) Lakukanlah segala perintah-Nya untuk mendapatkan hidayah dari-Nya. F. Manajemen Dakwah Surah Al Maidah ayat 3 حرمت عليكم الميتة والدم ولحم الخنزير وما أهل لغير الله به والمنخنقة والموقوذة والمتردية والنطيحة وما أكل السبع إلا ما ذكيتم وما ذبح على النصب وأن تستقسموا بالأزلام ذلكم فسق اليوم يئس الذين كفروا من دينكم فلا تخشوهم واخشون اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا فمن اضطر في مخمصة غير متجانف لإثم فإن الله غفور رحيم Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Tafsir ayat حرمت عليكم الميتة(diharamkan bagimu memakan bangkai), yakni mengkonsumsi bangkai, والدم(darah) yang mengalir, sebagaimana dijelaskan dalam ayat lain melalui firmannya dalam surah al an’am ayat 145 (atau darah yang mengalir) ,ولحم الخنزير وما أهل لغير الله به(daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah), misalnya disembelih dengan menyebut nama selain Allah, والمنخنقة(yang tercekik), mati kerena tercekik,والموقوذة(yang dipukul), mati karena dipukul kayu, batu atau lainnya, والمتردية(yang terjatuh), jatuh dari ketinggian atau jatuh ke dalam sumur kemudian mati, والنطيحة(dan yang ditanduk) karena ditanduk oleh hewan lainnya, وما أكل السبع(dan yang diterkam binatang buas) lalu mati إلا ما ذكيتم(kecuali yang sempat kamu sembelih), karena kamu menjumpainya masih bernyawa, lalu dengan segera kamu sembelih hewan-hewan yang telah disebutkan di atas, وما ذبح على النصب(dan diharamkan bagimu yang disembelih untuk berhala), yakni yang disebut nama berhala ketika menyembelihnya, تستقسموا بالأزلام وأن(dan diharamkan juga mengundi nasib dengan anak panah), yang konon terdiri atas 3 buah anak panah, mereka adalah orang jahiliyah, menulis kalimat perintah pada salah satunya dan kalimat larangan pada yang kedua, sedang yang ke-3 mereka kosongkan. Jika yang keluar adalah yang bertuliskan perintah, makamereka mengerjakannya, begitu sebaliknya, dan apabila yang keluar kosong, maka mereka kembali mengocoknya. Kemudian Allah SWT melarang mereka melakukan hal tersebut, dan berfirman ذلكم فسق(itu adalah kefasikan), yakni perbuatan yang keluar dari jalur ketaatan dan menjurus kepada kemaksiatan. Ketika Nabi SAW mengerjakan hajinya di tahun Haji wada’di ‘Arofah, turunlah ayat berikut,اليوم يئس الذين كفروا من دينكم(pada hari ini orang-orang kafir telah berputus asa untuk mengalahkan agamamu), yakni berputus asa untuk mengembalikan kamu menjadi murtad,فلا تخشوهم(sebab itu janganlah kamu takut terhadap mereka), واخشون(namun takutlah kepada-Ku), karena Akulah yang patut kalian takuti, اليوم أكملت لكم دينكم(pada hari ini telah Ku sempurnakan unutkmu agamamu), yakni hukum-hukumnya, karena sesungguhanya sesudah ayat ini, tidak ada lagi ayat mengenai halal dan haram yang diturunkan, وأتممت عليكم نعمتي(dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat Ku), hingga kamu daoat memasuki kota Makkah, ورضيت (dan telah Kuridhai), yakni telah Aku pilih الإسلام دينالكم(islam itu menjadi agamamu), maka amalkanlah ia.فمن اضطر(Barang siapa yang terpaksa) dalam keadaan terdesak, في مخمصة(karena kelaparan), yakni dalam keadaan kelaparan, غير متجانف لإثم (tanpa sengaja berbuat dosa) ,yakni perbuatan yang durhaka, فإن الله غفور(Sesungguhnya Allah Maha Pengampun), kepada orang yang memakan sesuatu yang telah disebutkan karena terpaksa, رحيم(lagi Maha Penyayang), dengan membolehkan hal tersebut bagi yang bersangkutan. Kesimpulan Ayat 1) Diharamkan bagi kita untuk memakan bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kalian sembelih. 2) Diharamkan juga menyembelih hewan untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah, karena mengundi nasib dengan anak panah itu adalah kefasikan. 3) Jangan takut kepada selain Allah SWT. 4) Allah SWT Maha Sempurna dan menyempurnakan, dan telah menyempurnakan agama islam bagi umat Muhammad SAW. 5) Boleh memakan sesuatu yang telah dilarang, apabila dalam keadaan terpaksa, namun jangan sampai berlebihan. G. Prinsip Dakwah Surah An Nahl ayat 36 ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوت فمنهم من هدى الله ومنهم من حقت عليه الضلالة فسيروا في الأرض فانظروا كيف كان عاقبة المكذبين “Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)”. ولقد بعثنا في كل أمةرسولا (Dansesungguhnya Kami mengutus Rasul dari tiap-tiap umat) sebagaimana kami mengutusmu kepada kaummu,wahai nabi yang mulia ! Dan ucapan para utusan itu semuanya mengatakan, أن اعبدوا الله (sembahlah Allah saja) para utusan itu memerintahkan kepada kepada mereka untuk menyembah Allah semata, واجتنبوا الطاغوت (Danjauhilah thagut itu) dan para utusan itu melarang mereka menyembah berhala-berhala dan menuhankan selain Allah, فمنهم من هدى الله (namun diantara ummat ada orang-orang yangdeberi petunjukoleh Allah) dan mau masuk islam, ومنهم من حقت (dan ada juga di antaraorang-orang yang telah pasti) ditetapkan عليه الضلالة (kesesatan baginya) sehingga sesatlah ia dan menyimpang dari jalan kebenaran serta tidak mau masuk islam, فسيروا في الأرض (oleh karna itu berjalanlah kamu di atas muka bumi) seraya memikirkan, فانظروا كيف كان عاقبة المكذبين (dan perhatikan bagaimana akhir dari orang-orang yang mendustakan) Rasul-rasul mereka itu, mereka binasakan, mudah-mudahan kamu dapat mengambil pelajaran. Ayat tersebut pada dasarnya menghubur Nabi Muhammad SAW.Dalam menghadapi para pembangkang dari kaum beliau. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Surah Al Baqarah ayat 186 1) Tuhan selalu dekat dengan kita. 2) Hendaklah berdo’a dalam setiap keadaan. 3) Ta’ati perintah dan jauhi larangan-Nya agar do’a cepat terijabah. 4) Tuhan Maha segala-galanya. 5) Tetapkan Iman agar senantiasa tetap dalam kebenaran. Surah Al Imran ayat110 1) umat Muhammad SAW adalah umat terbaik diantara umat-umat nabi lainnya, karena beliau adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke bumi. 2) Ciri khas umat Nabi Muhammad SAW adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. 3) Sebagian dari ahli kitab (yahudi dan nasrani), ada yang beriman, namun sebagian besar dari mereka adalah fasiq. 4) Orang yang fasiq adalah orang yang melanggar hukum Allah SWT, dan akhirnya akan mendapatkan azab, baik di dunia maupun di akhirat nanti. 5) Hendaklah kita tetap menjaga dan meningkatkan iman kita, seiring zaman telah berubah. Surah Al Ahzab ayat 45-46 1) Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang membawa cahaya dan menjadi penerang bagi umat manusia. 2) Nabi Muhammad SAW diutus untuk membawa ajaran Tuhan dam sebagai Peringatan bagi umat manusia. 3) Beliau juga yang akan memberi Syafa’at kelak di akhirat bagi yang mendapatkan syafa’at. 4) Hendaklah kita mengukuti dan melaksanakan ajaran Muhammad SAW. 5) Belajarlah untuk mengeluarkan diri dari kebodohan. Surah Al Imran ayat 104 1) Saling nasihat menasihati dalam berbakti kepada Alah SWT. 2) Menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. 3) Jangan mudah putus asa dalam berdakwah. 4) Beruntunglah bagi orang yang tidak mengabaikan perintah itu. 5) Manusia tempat salah dan lupa. Surah At Taubah ayat 122 1) Wajib menuntut ilmu, terutama ilmu agama. 2) Saling memperingati antar sesame manusia. 3) Keluar ke medan perang adalah fardhu kifayah. 4) Ajarkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari. 5) Allah SWT menunjukkan jalan bagi orang-orang yang beriman. Surah Yunus ayat 25 1) Allah SWT Maha berkehendak. 2) Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki. 3) Allah SWT menyeru kepada kebaikan. 4) Allah SWT memberikan jalan untuk dipilih. 5) Lakukanlah segala perintah-Nya untuk mendapatkan hidayah dari-Nya. Surah Al Maidah ayat 3 1) Diharamkan bagi kita untuk memakan bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kalian sembelih. 2) Diharamkan juga menyembelih hewan untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah, karena mengundi nasib dengan anak panah itu adalah kefasikan. 3) Jangan takut kepada selain Allah SWT. 4) Allah SWT Maha Sempurna dan menyempurnakan, dan telah menyempurnakan agama islam bagi umat Muhammad SAW. 5) Boleh memakan sesuatu yang telah dilarang, apabila dalam keadaan terpaksa, namun jangan sampai berlebihan. Daftar Pustaka 1. Al-Mirgani, Muhammad Utsman Abdullah. 2009. Tajut Tafsir. Bandung: Sinar Baru Al Gensindo. 2. Sihab, Quraish. 2009. Tafsir Al Misbah. Jakarta: Lentera Hati. 3. http://www.alquran-digital.com. 4. Hidayatullah, Agus, dkk. 2012. Al-Jamil, Al Qur’an tajwid warna, terjemahperkata,terjemah Inggris. Bekasi: Cipta Bagus Segara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar