Sabtu, 24 Oktober 2015

status dan peranan individu dalam intraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan atau status social merupakan posisi seseorang secara umum dalam masyarakat dalam hubungannya dengan orang lain. Posisi seseorang menyangkut lingkungan pergaulan, prestige, hak-hak, dan kewajibannya. Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam satu pola tertentu. Bahkan, seseorang bias mempunyai beberapa kedudukan karena memiliki beberapa pola kehidupan. Beragam status yang dimiliki seseorang dapat menimbulkan pertentangan atau konflik status ( status conflik ). Konflik status adalah konflik batin yang dialami seseorang sebagai akibat adanya beberapa status yang dimilikinya yang saling bertentangan. Contoh, Ibu hermin adalah seseorang guru SMK yang harus kesekolah tiap hari kerja. Namun. Ibu hermin juga merupakan seorang ibu rumah tangga yang harus merawat anak-anaknya. Ibu hermin bingung untuk memilih menjadi ibu rumah tangga saja atau menjadi guru saja. Pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Antara peran dan status sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Tidak ada peran tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran sosial bersifat dinamis sedangkan status sosial bersifat statis. Dalam masyarakat, peran dianggap sangat penting karena peran mengatur perilaku seseorang berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. B. Rumusan Masalah a. Bagaimana status dan peranan individu dalam intraksi ? b. Bagaimana status sosial c. Bagaimana peran sosial d. Bagaimana tujuan peran C. Tujuan a. Untuk mengetahui status dan peranan individu dalam intraksi b. Untuk mengetahui bagaimana status sosial c. Untuk mengetahui bagaimana peran sosial d. Untuk mengetahui bagaimana tujuan peran BAB II PEMBAHASAN A. Status Dan Peranan Individu Dalam Interaksi Sosial Status dan peranan merupakan unsure-unsur dalam struktur social yang mempunyai arti penting bagi sitem social adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbale balik antar individu dalam masyarakat . dalam hubungan timbale balik tersebut, status dan peranan individu menpunyai arti penting karena kelanggengan masyarakat tergantung pada keseimbangan kepentingan-kepentingan indivudu yang bersangkutan. Secara empiris, perbedaan status mempengaruhi cara bersikap yang berbeda dengan orang yang satausnya rendah. Contohnya, cara bicara dan makan seorang pemilik perusahaan peranya dan peranan seseorang menentukan apa yang akan tergantung pada status dan perananya dalam masyarakat. Status dan peran menentukan apa yang Diperlukan bagi masyarakat, serta Kesepakatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. Semakin banyak status dan peranan seseorang. Semakin Beragam pula interaksinya dengan orang lain. 2. Kedudukan ( Status ) Kedudukan atau status social merupakan posisi seseorang secara umum dalam masyarakat dalam hubungannya dengan orang lain. Posisi seseorang menyangkut lingkungan pergaulan, prestige, hak-hak, dan kewajibannya. Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam satu pola tertentu. Bahkan, seseorang bias mempunyai beberapa kedudukan karena memiliki beberapa pola kehidupan. a. Status Soaial Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah. 1). Ascribed Status Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya. 2). Achieved Status Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll. 3). Assigned Status Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya. Didalam suat masyarakat, seseorang bias mempunyai beberapa status bahkan dalam waktu yang bersamaan, dia menjalankan beberapa status sekaligus. Contoh, pak supardan adalah seorang kepala sekolah SD. Selain menjadi kepala sekolah, dia juga seorang kepala rumah tangga, ketua LKMD, serta pengurus koperasi pertanian. Beragam status yang dimiliki seseorang dapat menimbulkan pertentangan atau konflik status ( status conflik ). Konflik status adalah konflik batin yang dialami seseorang sebagai akibat adanya beberapa status yang dimilikinya yang saling bertentangan. Contoh, Ibu hermin adalah seseorang guru SMK yang harus kesekolah tiap hari kerja. Namun. Ibu hermin juga merupakan seorang ibu rumah tangga yang harus merawat anak-anaknya. Ibu hermin bingung untuk memilih menjadi ibu rumah tangga saja atau menjadi guru saja. 2. Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial a. Stratifikasi Sosial Tertutup Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru. b. Stratifikasi Sosial Terbuka Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi. B. Pengertian Status Sosial Menurut kamus sosiologi status diartikan sebagai : a. Pososi dalam suatu hierarki b. Suatu wadah hak dan kewajiban c. Aspek statis dari peranan d. Prestise yang dikaitkan dengan suatu posisi e. Jumlah peranan ideal dari seseorang. Status dalam arti objektif dilihat sebagai suatu tatanan hak dan kewajiban secara hierarkis dalam struktur formal organisasi. Ditinjau dari aspeknya maka status objetif ini agak stabil. Dari segi subjektif status yang dimiliki seseorang merupakan hasil penilaian orang lain terhadap diri seseorang dengan siapa dia berhubungan. Jadi status seseorang akan berubah jika penilaian yang dilakukan penilaian terhadap orang tersebut juga berubah menurut situasi, kondisi, tempat dan waktu. 1. Status Sosial Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah. Raplinton, kedudukan dan peranan, merupakan unsure-unsur baku dalam sistim stratifikasi sosial juga mempunyai arti penting bagi sistim sosial masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sistim sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antar individu dengan masyarakatnya. 2. Kelas Sosial Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu. 3. Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial adalah pengkelasan, penggolongan, pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada strata, tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di perusahaan tersebut. 4. Diferensiasi Sosial Diferensiasi sosial adalah pengkelasan, penggolongan, pembagian masyarakat secara horisontal atau sejajar. Contohnya seperti pembedaan agama di mana orang yang beragama islam tingkatannya sama dengan pemeluk agama lain seperti agama konghucu, budha, hindu, katolik dan kristen protestan. Menurut tinjauan sosiologi,seorang individu dikatakan memiliki arti ketika ia selalu mengadakan kontak dengan orang lain sehingga tercipta interaksi yang dinamis.Dalam sosiologi,untuk mengukur derajat hubungan seseorang dengan orang lain digunakan sosiometri yaitu suatu metode dalam psikologi untuk menganalisis hubungan interpersonal yang berkaitan dengan emosi dalam kelompok. C. Peran Sosial Peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Antara peran dan status sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Tidak ada peran tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran sosial bersifat dinamis sedangkan status sosial bersifat statis. Dalam masyarakat, peran dianggap sangat penting karena peran mengatur perilaku seseorang berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian pola peran sama dengan pola perilaku. Pola peran dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam, berikut ini. a. Peran ideal, yaitu peran yang diharapkan masyarakat terhadap status-status tertentu. Misalnya peran ideal seorang siswa adalah rajin belajar, sopan-santun, dan pandai. b. Peran yang diinginkan yaitu peran yang dianggap oleh diri sendiri. Misalnya seorang ibu tidak ingin berperan sebagai kakak bagi anak perempuannya yang menginjak remaja. c. Peran yang dikerjakan yaitu peran yang dilakukan individu sesuai dengan kenyataannya. Misalnya seorang bapak berperan sebagai kepala keluarga. Di dalam masyarakat banyak individu yang memiliki lebih dari satu peran yang berbeda-beda. Kondisi ini dapat berakibat dinamis bagi peran sosial, namun dapat pula menimbulkan konflik, ketegangan, kegagalan, dan kesenjangan dalam berperan. Konflik peran sosial timbul jika orang harus memilih peran dari dua status atau lebih yang dimilikinya pada saat bersamaan. Contohnya seorang guru yang juga seorang ibu rumah tangga, pada saat putrinya sakit. Pada waktu yang bersamaan ia harus memilih antara mengajar atau membawa putrinya ke dokter. Pada saat ia memutuskan mengantar putrinya ke dokter, dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama tidak bisa menjalankan peran sebagai guru. 1. Ketegangan Ketegangan terjadi apabila seseorang mengalami kesulitan melakukan peran karena adanya ketidaksesuaian antara kewajiban yang harus dijalankan dengan tujuan peran itu sendiri. Contohnya seorang pimpinan perusahaan menerapkan disiplin yang ketat kepada karyawannya yang sebagian besar adalah keluarga dekatnya. 2. Kegagalan peran Kegagalan peran terjadi apabila seseorang tidak sanggup menjalankan berbagai peran sekaligus karena terdapat tuntutan-tuntutan yang saling bertentangan. Dalam kehidupan sehari-hari, peranan menjadi penting karena berfungsi untuk mengatur perilaku seseorang. Pada beberapa kasus, peranana menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilakunya dengan perilaku orang disekitarnya. Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau satatus, peranan adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanankan hak dan kewajiban sesuai dengan status dan peranan tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peranan tanpa status dan tidak ada status peranan. Peranan(role) yaitu perbuatan, perilaku yang ditampilkan. Peranan sosial adalah perbuatan; perilaku yang ditampilkan seseorang sehubungan dengan statusnya. Peranan sosial merupakan aspek yang timbul dari status/kedudukan. Peranan adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Status dan peranan tidak dapat dipisahkan karena peranan selalu melekat sesuai dengan status yang diembannya. Dalam kehidupan sehari-hari, peranan menjadi penting karena berfungsi untuk mengatur perilaku seseorang. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilakunya dengan perilaku orang disekitarnya. Jika seseorang dalam waktu bersamaan mempunyai status yang harus dipilih sehingga mengakibatkan konflik status, maka dalam peranan pun demikian. Konfilk peranan adalah suatu peranan yang harus dilakukan seseorang dalam waktu bersamaan, dalam hal ini peranan-peranan yang terdapat dalam satu status. Contoh, Pak Lurah sedang menghadiri rapat penting dengan perangkat desa, pada waktu bersamaan di ujung desa ada konflik antar warga. Saat itu terjadi konflik peranan yang dialami pak lurah, apakah ia melanjutkan rapat penting tersebut ataukah melerai warga yang bertikai. Peranan sosial dapat berupa: • Kesesuaian peranan; yaitu bila perilaku yang ditampilkan sesuai dengan harapan masyarakat sehubungan dengan status sosial. Contoh: seorang polisi yang menjaga keamanan. • Kegagalan peranan; yaitu apabila perilaku yang ditampilkan bertentangan dengan harapan masyarakat sehubungan dengan status sosialnya. Contoh: Kang Hae Na yang malas-malasan, dan tidak peduli dengan perusahaannya. • Kesenjangan peranan; yaitu apabila perilaku yang ditampilkan tidak sesuai dengan keahlian. Contoh: dokter hewan yang mengoperasi manusia. • Konflik peranan; yaitu apabila perilaku yang ditampilkan bertentangan dengan harapan masyarakat sehubungan dengan statusnya. Contoh: seorang polisi yang harus menangkap istrinya yang bermain judi. Interaksi social yang ada dalam masyarakat merupakan hubugan antara peranan-peranan individu masyarakat. Ada 3 hal yang tercakup dalam peranan. Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut : 1. peranan meliputu norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau kedudukan seseorang dalam masyarakat. 2. peranan merupan suatu konsep tentangapa yang dapat dilakukan oleh individu dlam masyarakat sebagai organisasi. 3. peranan merupakan perilaku individu yang penting bagi struktur social masyarakat. Selama seperti status, peranan dapat dimiliki manusia sejak ia dilahirkan atau diperolehnya dari lingkungan sosialnya. Peran-peran tesebut harus dilaksanakan sekaligus. Disinilah akan terjadi konflik peranan. Contohnya, sebagai ketua PKK, ibu hermin harus menghadiri rapat, namun pada saat yang sama, ia harus mengantar anaknya kerumah sakit. D. TUJUAN PERAN Empat katagori utama dari tujuan yang digeneralisasikan sebagai atau seluruhnya disediakan oleh peran yang diharapkan dimainkan orang dan berfungsi sebagai penarik orang kepada peran ini. 1. Tujuan instrumental adalah dengan memainkan suatu peran untuk mencapai tujuan lain. 2. Penghargaan. Penghargaan ini dimaksudkan dengan suatu perasaan dihormati , «terpandang », dinilai oleh orang lain sebagai yang penting. 3. Rasa aman. Tujuan yang digeneralisasikan ketiga adalah rasa aman secara ekonomi, sosial dan psikologis. 4. Respon ialah kesempatan yang diberikan peran-peran tertentu untuk membentuk hubungan sosial yang memuaskan, menyenangkan dari orang-orang yang penting baginya. Setiap pekerjaan mempunyai penghargaan yang tidak sama dalam masyarakat. Penghargaan terhadap pekerjaan menpunyai hubungan dengan keberadaan kelas-kelas sosial yang terdapat dalam masyarakat. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Menurut tijauan sosiaologi,seorang individu dikatakan memiliki arti ketika ia selalu mengadakan kontak dengan orang lain sehingga tercipta interaksi yang dinamis.Dalam sosiologi,untuk mengukur derajat hubungan seseorang dengan orang lain digunakan sosiometri yaitu suatu metode dalam psikologi untuk menganalisis hubungan interpersonal yang berkaitan dengan emosi dalam kelompok.Melalui metode sosiometri dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut: Semakin seseorang bergaul dengan orang lain maka ia memiliki hubungan yang baik dan sebaliknya, semakin sedikit seseorang bergaul maka ia tidak memiliki perrgaulan yang baik.Adapun orang yang tidak pernah mau bergaul atau melakukan kontak dengan orang lain maka ia akan terasing daari pergaulan atau terisolir.Bisa dikatakan sering tidaknya seseorang melakukan kontak atau bergaul dengan orang lain disebut frekuensi dalam bergaul. Intim tidaknya seseorang dalam bergaul dapat mencerminkan intensitas pergaulannya.Semakin jarang seseorang dengsn temannya, maka semakintidak intim ia dengan temannya.Sebaliknya semakin sering orang bergaul dengan temanya maka ia semakin intim.Untuk menyebut banyak sedikitnya teman bergaul seseorang dalam masyarakat dinamakan popularitas dan seseorang yang memiliki banyak teman berarti ia memilliki hubungan sosial yang baik. Dalam interaksi yang dilakukan seseorang akan memilih ataupun menolak seseorang untuk menjadi teman.Tindakan memilih ini dinamakan “tindakan pemilihan” Status dan peran menentukan apa yang Diperlukan bagi masyarakat, serta Kesepakatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. Semakin banyak status dan peranan seseorang. Semakin Beragam pula interaksinya dengan orang lain. Jadi interaksi social seseorang akan tergantung pada status dan perananya dalam masyarakat. Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau satatus, peranan adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanankan hak dan kewajiban sesuai dengan status dan peranan tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peranan tanpa status dan tidak ada status peranan. Daftar pustaka ”google” www. Sosioblog.com www, rafiphiyu. Blogspot.com Plengkote Dewek Bae MAKALAH Status dan peranan individu dalam interaksi sosial.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar